Berapa harga nyawa?
Apabila kalian ditanya seperti di
atas, kalian jawab apa?
Sebelum di jawab, saya kasih
insight ya. Di Amerika, Ketika ada permasalahan yang menuntut ganti rugi, orang
akan memberi nilai setinggi tingginya. Contoh, Norman adalah korban malpraktek
yang menyebabkan kupingnya hilang satu. Norman kemudian menuntut rumah sakit
untuk ganti rugi kuping yang hilang. Norman meminta duapuluh juta. Dollar,
bukan rupiah. Lah, memang harga satu kuping sebesar itu? Ya ga tau, emang rumah
sakit bisa mengembalikan kuping seperti aslinya? Paling mentok mung gawe silicon.
Masa si Norman minta ganti sepuluh ribu usd? Kekecilan, itu mah!
Nah, sekarang bagaimana kalau nyawa? Berapa harganya? Nyawamu
piro?
Kalau di depan penjahat, mungkin
sebesar yang mereka minta. Kalau depan pacarmu bisa jadi gratis. Semua siap
kuberikan termasuk nyawaku, begitu kata Norman.
Nah, sekarang saya mau jawab. Harga
nyawa saya itu berapa? Ternyata sudah di tentukan lur! Hanya sebesar utang! Murah
yo. Asemik!
Lah kok iso mas?
Karena saat saya tanda tangan
pengajuan utang, ada klausul asuransi jiwa. Bisa dikatakan saat saya tanda
tangan perjanjian tersebut, saya telah memberi harga terhadap nyawa saya. Sampai
perjanjian tersebut berlangsung, nyawa saya ada harganya, semakin lama semakin
turun. Sampai nanti akan Kembali bebas saya tentukan nilainya. Jadi yaah,
bismillah Panjang umur barokah rejeki. Ben iso bayar utang, iso bebas ngregani
nyawaku dewe. Amin!
Komentar
Posting Komentar